SIDOARJO – Operasi katarak gratis untuk warga kurang mampu digelar RSI Siti Hajar Sidoarjo. Sedikitnya ada 55 orang warga penderita katarak ikut menjalani operasi gratis yang dilaksanakan di Gedung Darun Najah RSI Siti Hajar, Sabtu (28/2/2025).
Kegiatan sosial ini merupakan bentuk sinergitas antara RSI Siti Hajar Sidoarjo bersama Bazanas Sidoarjo dan Perdami (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) Jawa Timur. “Kegiatan bakti sosial ini juga menjadi rangkaian dalam peringatan HUT Sidoarjo ke-166,” kata Direktur Utama RSI Siti Hajar Sidoarjo, dr Iqbal Faizin.
Dalam kegiatan ini, RSI Siti Hajar menyiapkan dua ruang operasi khusus bagi pasien yang ikut operasi katarak gratis tersebut. Proses operasinya juga melibatkan dokter spesialis mata yang didatangkan Perdami Jawa Timur.
Operasi katarak dilakukan dengan teknologi Fakuemulsifikasi. Teknologi ini merupakan metode operasi katarak modern yang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan metode konvensional. “Penggunaan teknologi ini memiliki beberapa keunggulan. Dibaharanya, luka yang jauh lebih kecil, tidak perlu dijahit, penyembuhan akan jauh lebih cepat dan juga angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi,” lanjut Iqbal.
Para peserta operasi gratis ini adalah mereka yang sebelumnya telah dinyatakan lolos dalam screening screening mata yang dilakukan di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo, 28 Januari 2025 lalu. “Screening dilakukan untuk memastikan pasien yang akan menjalani operasi benar-benar memenuhi kriteria medis. Dan alhamdulillah semua berjalan lancar,” imbuhnya.
Dirut Siti Hajar menegaskan bahwa kegiatan operasi katarak ini juga sebagai bentuk nyata sinergi antara swasta dan pemerintah untuk mengurangi angka kebutaan di Sidoarjo. Serta untuk meningkatkan kualitas Kesehatan masyarakat di Sidoarjo.
“Kegiatan ini menjadi bukti sinergi pemerintah dengan swasta dengan tujuan yang sama untuk meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat sidoarjo. Kami berharap, bisa terus bekerjasama seperti ini untuk saling bahu membahu meningkatkan kesehatan masyarakat,” tandasnya.
Dengan sinergi yang baik, diharapkan angka kebutaan akibat katarak di Sidoarjo dapat terus menurun. Sehingga masyarakat dapat menjalani kualitas hidup yang lebih baik.
Sumiati, penderita katarak yang ikut dalam program ini mengaku sangat bersyukur. Penyakitnya bisa diangkat, gratis, dan sekarang matanya bisa kembali normal setelah menjalani operasi. “Semoga program seperti ini bisa digelar setiap tahun. Supaya warga lain seperti saya ini, yang tidak mampu, juga bisa menjalani operasi,” kata Sumiati usai menjalani operasi.
SPBK (Sie Penanggulangan Buta Katarak) Perdami Jawa Timur, dr Listya Dyah Rihardini dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa penyakit mata masih menjadi masalah utama di Indonesia, termasuk Jawa Timur.
Katarak juga menjadi salah satu penyebab kebutaan paling banyak, terutama pada lansia. “Faktor utama penyebab katarak adalah usia, gejalanya mulai muncul pada usia 50 tahun ke atas. Selain itu, nutrisi yang kurang baik, paparan sinar matahari dan faktor genetik juga bisa mempercepat munculnya katarak,” urainya.
Disebut bahwa penderita katarak mengalami gangguan penglihatan bertahap. Mulai dari penglihatan buram hingga tidak bisa melihat dalam jarak lebih dari tiga meter. Karena itu, operasi menjadi solusi terbaik untuk mengembalikan penglihatan penderita katarak.
Di pihak lain, Ketua Baznas Sidoarjo M Chasbil Azis Salju Sodar mengaku bahwa pihaknya sepakat berkomitmen, bersama-sama untuk terus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dikatakannya bahwa operasi katarak gratis bukan sekadar tindakan medis, tetapi juga harapan baru bagi para penerima manfaat.
“Baznas Sidoarjo terus berupaya membantu masyarakat yang kurang mampu melalui berbagai program sosial dan kesehatan. Termasuk di dalamnya adalah program operasi katarak gratis ini,” katanya. (tim humas)